Remaja di Desa Nusasari Jembrana Ditemukan Tewas Gantung Diri
Seorang remaja berinisial LDYG (14 tahun) ditemukan tewas, akibat gantung diri di rumahnya di Banjar Nusasakti, Desa Nusasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.
GOOGLE NEWS
BERITAJEMBRANA.COM, MELAYA.
Seorang remaja berinisial LDYG (14 tahun) ditemukan tewas, akibat gantung diri di rumahnya di Banjar Nusasakti, Desa Nusasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.
Informasi yang berhasil dihimpun dari kepolisian Polres Jembrana, kejadian tragis ini terjadi sekitar pukul 15.15 WITA dan sempat menggegerkan warga setempat.
Korban, seorang pelajar kelas IX bernama Luh Dude Yuwanitha Gayatri, lahir di Nusasari pada 11 Juni 2010.
Berdasarkan keterangan dari dua saksi, Ni Wayan Samuderi (68 tahun) dan Ni Komang Antariani (46 tahun), korban pertama kali ditemukan oleh Ni Wayan Samuderi yang tinggal di seberang rumah korban.
Saksi pertama, Ni Wayan Samuderi, menyatakan bahwa sekitar pukul 14.00 WITA, dirinya bersama cucunya berencana mengunjungi rumah korban untuk bermain.
Saat sampai di halaman, Samuderi melihat pintu rumah dalam keadaan terbuka dan memanggil korban, namun tidak ada jawaban.
Setelah masuk, ia terkejut melihat korban dalam keadaan tergantung di ventilasi pintu kamar dengan selendang warna oranye.
Saksi langsung berteriak meminta bantuan warga sekitar dan memanggil saksi kedua, Ni Komang Antariani. Beberapa warga pun datang dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Melaya.
Setelah menerima laporan, tim medis dari Puskesmas I Melaya dan tim Inafis Polres Jembrana dilaporkan segera datang ke lokasi.
Hasil pemeriksaan Korban sudah diturunkan oleh warga saat tim tiba, jarak simpul gantungan dari lantai mencapai 234 cm, dan panjang simpul selendang sekitar 90 cm.
Terdapat bekas jeratan di leher, serta ditemukan cairan dan air liur pada pakaian.
Korban mengenakan kaos hitam bertuliskan "Nusasakti 1946" dan celana panjang hitam, dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Menurut informasi dari pihak keluarga, korban sempat dimarahi oleh ibunya karena menolak ajakan untuk sembahyang. Keluarga korban menerima peristiwa ini sebagai musibah dan memutuskan tidak melakukan autopsi
Editor: Aka Kresia
Reporter: Tim Liputan