search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Seniman Lukis di Jembrana Buka Kelas untuk Anak-anak
Selasa, 30 November 2021, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Seniman Lukis di Jembrana Buka Kelas untuk Anak-anak.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, JEMBRANA.

Seniman lukis Hagus Supriyadi yang memiliki Sanggar Seni Lukis Ijo Gading merupakan jebolan SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) di Kabupaten Gianyar tahun 1990. 

Setelah tamat SMSR, ia melanjutkan kuliah di IKIP PGRI Denpasar dengan mengambil jurusan FPBS (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni) dan lebih memilih melanglang buana di seputaran Pasar Seni Sukawati, Ubud, Katik Lantang dan Batuan) disitulah lahir karya seni budaya seperti yang ada di lukisannya hingga sekarang.

Uniknya, dalam menekuni seni lukis tahun 1990 hingga saat ini, ia memiliki koleksi dengan urut nomer seri 1.078 lukisan yang bahkan sempat tersebar di Thailand, Meksiko, Belanda dan di negeri sendiri. Para pecinta lukis banyak yang melalui pesanan dan ada juga yang masuk ke galeri seni baik di Sukawati, Ubud dan Kuta.

"Melukis dengan menggunakan media alat tradisional dengan menggunakan kuas bambu dan cat lukisan. Untuk pengerjaan lukisan standar dalam satu hari busa diselesaikan. Tapi kalau jenis yang agak rumit biasa dikerjakan dalam satu Minggu. Hasil lukisan semua dikerjakan full finising, sehingga kelautan lukisan lebih tahan lama dengan ciri khas lukisan realis," ujarnya.

Hagus Supriyadi mengimbuhkan, selama ini belum pernah mengikuti pameran karena stok barang yang kurang untuk dikoleksi, bahkan lebih cenderung memilih menggarap order lukisan. Sehingga saat ini dia lebih mengutamakan keuntungan. 

"Selain melukis , saya aktif juga di salah satu media siaran radio swasta di daerah Kelurahan Lelatang, Kecamatan Negara. Karena dunia lukis lebih mengandalkan dunia pariwisata. Sejak Pandemi terasa sepinya orderan, bahkan orderan pun tidak maksimal," ungkapnya.

Ia mengungkap karakter seni lukisnya ini termasuk tradisional dengan mengambil sentuhan nuansa alam dan lingkungan. Bahkan tak menutup, ia membuka kelas untuk anak-anak berlatih seni melukis terbuka lebar. Ia tak mematok target mengenai biayanya asalkan anak-anak semangat untuk belajar dan berkarya.

"Banyak ya sebagai seniman di Jembrana khususnya kalau kita berkumpul sama kawan-kawan jumlahnya ratusan. Dengan harapan pemerintah bisa menyediakan satu tempat kita bisa berkumpul di sana. Jadi kita bisa membuka stand disana misalnya dari semua kawan-kawan pelukis yang ada di Kabupaten Jembrana," harapnya.

Supriyadi mengakhiri kisahnya dengan berharap adanya wadah agar bisa membangkitkan para seniman lukis baik untuk menjual maupun mendidik para seni lukis anak-anak dan remaja.

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami