search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenal Tradisi Membuat Tungku di Desa Airkuning
Sabtu, 3 Desember 2022, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Mengenal Tradisi Membuat Tungku di Desa Airkuning.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, JEMBRANA.

Tradisi turun temurun di Desa Airkuning yang terkenal adalah Mekrama yang berarti gotong-royong saat acara perkawinan, khitanan dan acara keagamaan. 

Para ibu-ibu awalnya bersama-sama memasang terob hingga membuat dapur tungku. Hal ini telah dilakukan sejak lama yang hingga kini tetap dilestarikan. 

Sarmi (75) tokoh yang dituakan di Banjar Anyar, Desa Airkuning menuturkan, tradisi Mekrama, terutama membuat dapur tungku ini bahan dasarnya adalah tanah yang terdiri lapisan genteng bekas, batang pisang ditaruh di tengah bahan olahan tanah agar tidak terlalu panas saat tungku di bakar oleh kayu bakar. Tradisi ini mungkin sudah jarang digunakan di zaman sekarang ini. 

"Mekrama selain mempererat rasa kekeluargaan yang hingga saat ini terpupuk kental. Terutama membuat tungku yang melestarikan nilai-nilai tradisional. Pengerjaan tungku atau dapur ini hanya butuh waktu 2-3 jam dikerjakan bersama-sama," tuturnya. 

Masyarakat di Banjar Anyar yang menyebut tungku sama halnya dengan dapur juga digunakan untuk melakukan ritual aci-aci (sesantun) berupa sirih, tembakau, rokok klintingan, nasi kuning, nasi hitam, nasi putih, nasi merah, dan nasi hijau dibentuk seperti tumpeng. Syarat ritual ini dilakukan agar tidak ada gangguan dalam pelaksanaan upacara nantinya. Dengan lima lubang tungku maka memasak lebih mudah dan cepat. 

"Tradisi membuat tungku atau dapur ini adalah wujud gotong royong. Sekecil apapun bila dikerjakan secara bersama, tentu akan lebih mudah dan cepat selesai. Harapan juga para generasi muda, selalu menjaga kelestarian budaya, adat dan juga tradisi di masing-masing desanya. Jangan hanya budaya yang justru merusak norma agama, adat, dan etika luhur bangsa ini," pungkasnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami