Perayaan Hari Galungan, Banser dan Desa Adat Sepakat Amankan Pilkada Jembrana
GOOGLE NEWS
BERITAJEMBRANA.COM, NEGARA.
Hari Raya Galungan adalah hari raya yang wajib dilaksanakan oleh umat Hindu untuk merayakan kemenangan dharma melawan adharma. Persembahyangan Hari Raya Galungan di Puseh Banyubiru umat Hindu tetap di kawal humanis oleh Banser Ansor Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana Bali. Keharmonisan ini terjalin sebagai nilai rasa toleransi antar umat beragama. Tak hanya sebatas hari raya saja, tapi perayaan Hari Raya Nyepi pun selalu dilakukan.
Ini demi menjaga rasa aman, tertib, dan intinya merangkul bersama sebagai umat yang beragama. Apalagi tahun ini benar-benar tahun politik, yang mana jangan sampai ada benturan ketersinggungan, berita bohong, dan politik adu domba serta politik uang. Banser dan Desa Adat sepakat menjaga keamanan dan rasa aman di jelang Pilkada Jembrana. Tak ada unsur sara, unsur agama, dan politik pecah belah.
https://geo.dailymotion.com/player.html?video=x956qai
Satkorkel (Satuan Koordinasi Kelompok) Yunus (49) tahun, Banjar Banyubiru, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, katakan, untuk pengamanan dilakukan pasti di Hari Raya Galungan dan Hari Raya Nyepi. Untuk Hari Raya Galungan biasa personel ada 5 orang yang menjaga. Tapi untuk Nyepi bisa sampai 10 orang, itu dilakukan koordinasi langsung ke Polres Jembrana dan desa. Hal ini dilakukan tanpa ada biaya apapun. Hanya rasa keamanan kebersamaan wujud toleransi.
"Pilkada nanti Banser tetap menjaga keamanan bersama instansi terkait. Koordinasi yang baik tentu menghasilkan hasil yang optimal. Masyarakat dihimbau juga untuk jaga keamanan dan ketertiban. Jangan percaya isu-isu yang tidak jelas. Apalagi tahun ini benar-benar tahun politik, yang mana jangan sampai ada benturan ketersinggungan, berita bohong, dan politik adu domba serta politik uang," ungkapnya.
Harapannya pula Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) baik Gubernur dan Bupati, terjalin keamanan antar umat beragama. Bali ini di pandang dunia apalagi Bali Barat pintu masuk dari pulau Jawa. "Jangan sampai ini merusak citra Bali. Untuk keseragaman saat Maulid saling koordinasi bersama Pecalang. Tapi jika Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha sepenuhnya di kawal Pecalang. Ini hanya di desa kami saja," katanya.
Sementara Jero Bendesa Desa, Desa Adra BanyubiruI Nyoman Jaya Brata (59) tahun, yang didampingi Perbekel Desa Banyubiru I Komang Yuhartono sampaikan, melalui momen Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW senantiasa menjaga toleransi kerukunan umat beragama. Mari masyarakat mengajak umat desa Banyubiru perlehatan pilkada ini agar sukses.
"Pesta demokrasi tahun ini menentukan calon pemimpin Bali dan pemimpin di Jembrana. Masyarakat diharapkan menggunakan hak pilihnya dengan demokratis, tanpa rekanan dari pihak manapun," tegasnya.
Menurutnya, menjaga jangan sampai terjadi perpecahan dan memecah belah umat beragama. Silahkan beda pilihan, utamakan jaga kebersamaan. Jangan saling menghujat, yang justru menimbulkan polemik. "Hari suci ini umat artinya benar-benar melakukan hal yang terbaik apalagi bersamaan hari raya, ada Perayaan Mualud Nabi Muhammad SAW dan Galungan. Wujud keamanan ini tetap terjaga lestari seperti akar budaya bangsa negeri ini," pungkasnya.
Editor: Edy
Reporter: Tim Liputan