search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wisata Petik Buah Apel India dengan Bumbu Rujak di Desa Baluk
Kamis, 26 Mei 2022, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Wisata Petik Buah Apel India dengan Bumbu Rujak di Desa Baluk.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, NEGARA.

Sensasi wisata petik buah apel menjadi pengalaman sensasi tersendiri, terlebih di Bali belum ada atau hanya ada di luar Pulau Dewata. Petani dari Desa Baluk, Jembrana mencoba menanam apel jenis India dengan metode tumpang sari di tanaman bidara. 

Agrowisata petik apel India atau dengan nama latin Ziziphus mauritiana ini, tentu mengasyikkan saat berlibur. Petani kebun Apel India I Kadek Marsona (43) asal Banjar Rening, Desa Rening, Kecamatan Negara, Kebupaten Jembrana mengatakan, keunggulan apel jenis Apel India (Ziziphus mauritiana) bisa tumbuh di daerah tropis. 

Ditanam di lahan seluas 27 are dengan pemandangan tengah sawah. Uniknya, hasil panen bisa langsung COD (Call Of Delivery) dengan harga per kilo Rp25 ribu namun hanya berlaku khusus kota Negara saja. 

"Gagasan ini sudah berdiri 4 tahun dengan sistem tanam sambung sisip atau jenis tumpang sari, di bawahnya pohon bidara pada batang dan atas apel India. Tanpa menggunakan pestisida, masa panen dari tumbuh bunga 4 bulan baru bisa berbuah. 
Dan ini perlu perawatan dengan sistem buah dibungkus biar tidak rontak. Sebelumnya lahannya ditanam buah naga," jelasnya. 

Akibat hasil panen yang sulit dikembangkan dan harga jatuh sebelumnya, maka ia beralih ke jenis tanaman apel India yang justru tak sulit mencari bibitnya. 

Marsano menambahkan dengan sistem pemeliharaan dan perawatannya hanya membutuhkan air dengan menggunakan sumur bor. Menurutnya, hasil buahnya terasa tidak asam, renyah, dan justru nikmat terutama dimakan dengan bumbu rujak. 

Sementara salah satu pengunjung bersama keluarga Tata asal Majalengka Jawa Barat, tinggal di Celukan Bawang, Singaraja mengaku tahu lokasi dari media sosial. Kemudian ia mencari lewat google maps dan ternyata ketemu.

"Umum wisata Bali itu pantai, tapi wisata agro ini justru lebih menarik. Bahkan perlu dikembangkan lagi," ujarnya. 

Ia menambahkan untuk masuk ke area hanya dengan merogoh kocek Rp20 ribu untuk dewasa dan anak-anak Rp10 ribu bisa menikmati dan memetik buah apel dengan gratis bumbu rujak. 

Ia merencanakan perluasan dan penambahan lokasi area dengan tanaman jeruk atau bisa tanaman alternatif yang bisa dikembangkan desa wisata yang masih asri.

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami