search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bupati Tamba Teken MoU dengan ICCN untuk Wujudkan Jembrana Sebagai Kota Kreatif
Selasa, 8 Juni 2021, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, JEMBRANA.

Dukungan Bupati Jembrana terhadap komunitas kreatif dan UKM diwujudkan dengan jalinan kerjasama dengan berbagai pihak. 

Salah satunya, melalui penandatanganan nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) antara Bupati I Nengah Tamba dengan Ketua Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Tb. Fiki Satari di Griya Bimasakti Denpasar, Senin malam (07/06/2021).

Penandatanganan MoU disaksikan langsung Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. Acara dirangkaiakan dengan pengukuhan pengurus ekonomi kreatif Jembrana, sebagai Ketua Umum Komite Inovasi dan Ekonomi Kreatif, I Gede Ngurah Patriana Krisna, yang juga Wakil Bupati Jembrana.

Tampak juga hadir, Kepala BI Kantor Perwakilan Bali Trisno Nugroho, Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali Wayan Mardiana , Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jembrana I Wayan Suardika serta pelaku UKM Ekonomi kreatif Kabupaten Jembrana.

Bupati Tamba mengatakan, melalui MoU akan terbentuk kerjasama saling mendukung dalam rangka pengembangan potensi ekonomi kreatif serta tata kelola ekosistem ekonomi digital. Tujuannya jelas, kata Tamba, untuk  mewujudkan Jembrana sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia.

Orang nomor satu di Kabupaten Jembrana ini juga menambahkan, dalam rangka mendukung ekonomi kreatif tersebut, setidaknya terdapat beberapa sektor unggulan daerah. 

"Selain perkebunan dengan komoditas unggulan kakao, potensi kami juga diperikanan, kelautan, kuliner serta hasil  pertanian lainnya. Ini merupakan potensi unggulan Kabupaten Jembrana,"  sambungnya.

Situasi Pandemi covid-19 disadari betul Bupati, menghadirkan sejumlah tantangan. Kondisi itu, kata Tamba memaksa semua pihak  bekerja lebih  kreatif, inovatif menciptakan sesuatu. Ia menyebut Jembrana ini punya potensi. 

"Dari sisi SDM kita memiliki anak anak muda berbakat. Mereka juga berangkat dari pengalaman kerja di beberapa perusahaan. Karena situasi pandemi, anak anak kami terpaksa pulang kampung. Namun momentum itu justru melatih mereka jadi tambah  kreatif," ujarnya.

Dicontohkannya, sudah tumbuh  Pokdarwis dengan beragam usaha. Pelaku UKM dari kelompok muda juga muncul.

"Meski masih perlu  digarap lagi, tapi paling tidak sudah ada kegiatan dan menghasilkan. Tinggal bagaimana memaksimalkan, karena pasar itu harus dikejar," papar tamba.

Bupati Tamba sepakat untuk bisa bertahan di tengah pandemi ini, digitalisasi adalah  jawabannya. Kepada  Menkop dan UKM, Ia berharap turun langsung ke Jembrana, melihat potensi maupun kekurangan serta bersinergi menghadapi tantangan yang dirasakan pelaku UKM.

"Tantangan kami saat ini kurangnya modal dan terbatasnya pasar. Meski demand (permintaan) banyak, tapi tidak diimbangi dengan supplynya (barang disediakan)  masih kurang. Gagasan kami, melalui penerapan  digital marketing ini sehingga jelas pasar yang hendak dituju. Kalau hanya terbatas di lokal Jembrana dan Bali saja, jelas produk yang dihasilkan UMKM kami tidak akan sampai," beber Tamba.

Sementara Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengatakan sebagai daerah yang mengandalkan sektor pariwisata, 
Bali mengalami dampak ekonomi yang sangat besar akibat pandemi Covid-19. Satu cara menghidupkan ekonomi di Bali adalah dengan memaksimalkan potensi UMKM di sektor ekonomi kreatif. 

"Bali merupakan gudangnya kreativitas yang memiliki akses global. Kewajiban kita untuk membantu perekonomian Pulau Dewata ini untuk bangkit," tandasnya.

Khusus di Jembrana Ia menyebut kakao adalah sektor unggulan. Bahkan dari kunjungannya ke beberapa daerah, kakao terbaik di Indonesia itu Kakao Jembrana. Produknya pun sudah dikemas hingga ke buyer dan  tidak kalah  dengan produk negara-negara eropa.

Keunggulan lainnya, kakao Jembrana menurutnya lebih fresh karena mengambil langsung dari petani. Hanya saja, kata Teten kelemahan itu pasti masih ada.

"Masih sulit menjamin kualitas seluruhnya produk sama karena pengolahannya di tiap tempat pasti beda-beda. Momentum pandemi ini adalah tantangan, jadi harus berbenah," sebutnya.

Karena itu, Teten berharap daerah harus fokus mengembangkan apa  keunggulan domestik agar mampu  menjadi lokomotif ekonomi diwilayah itu. Kakao Jembrana, sebutnya sangat potensial meski sebenarnya masih banyak lagi unggulan di sektor pertanian lainnnya.

Teten mendorong kakao Jembrana mampu masuk industri pengolahan kakao secara digital. Dengan demikian Pasar akan terbuka, produk harus ungul dan miliki daya saing agar  UMKM itu bisa masuk pasar industri. Sementara petani kakao, bisa langsung terhubung dengan pabrik pengolahan kakao.

"Saya kira kebijakan pengembangan UMKM di Jembrana, sudah tepat. Tadi kita sudah bicara soal kebijakan perbaikan ekosistem UMKM . Mulai dari kemudahan perijinan, akses pengembngan kewirausahaan, akses pembiayaaan sampai ke market. Akses dari hulu ke hilir inilah nanti kita sama sama benahi," jelasnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami