search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hasil Panen Salak Gatri Penyaringan Menurun 50 Persen di Tengah Pandemi Covid-19
Senin, 22 Februari 2021, 00:00 WITA Follow
image

FOTO: Kebun Budidaya Salak Gatri di Banjar Tibu Beleng, Penyaringan, Mendoyo.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, PEKUTATAN.

Agar tetap eksis dimasa pandemi Covid-19, petani salak di Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo Jembrana harus menurunkan harga salak per kilonya. Salak hasil perkawinan antara salak yang berbeda tersebut ditanam dengan sistem organik. 

"Astungkara, dimasa pandemi Covid-19 ini hasil panennya bisa dipakai bertahan di tengah pandemi ini," ungkap petani salak di Banjar Tibu Beleng, Desa Penyaringan, Mendoyo, Jembrana I Made Sunarya (61). 

Made Sunarya menuturkan, dirinya menanam salak setelah mencoba kawin silang antara salak satu dengan salak lainnya, dan selama 4 tahun hasil buahnya memiliki keunggulan dari salak jenis lainnya. 

Salak yang diberi nama salak GATRI ini sekaligus sebagai maskot hasil pertanian di Desa Penyaringan Jembrana ditanamnya sejak puluhan tahun lalu. Rasa salak ini pun sangat manis dan memiliki 3 batu di dalam buahnya. 

"Kebun salak saya ini seluas 60 are dan berisi 10.000 pohon. Sebelum pandemi corona bisa memanen salak hingga 80 kg. Dan saat ini hanya bisa memanen salak sekitar 40 kg perhari atau sesuai pesanan saja," imbuh Sunarya, Senin (22/02/2021).  Selain konsumen datang langsung ke kebun salak untuk membeli, Sunarya juga melayani delivery (pemesanan) lewat media sosial. 

"Saya juga menjual salak melalui online untuk menghindari kontak langsung dengan pembeli agar menghindari penularan covid" imbuhnya. Sementara harga per kilo salak yang dijual seharga Rp9000, sedangkan sebelum pandemi harga per kilo seharga Rp10.000. Ini cukup untuk biaya operasional dan kebutuhan sehari-hari," imbuhnya.

Sementara itu Kepala Desa Penyaringan I Made Dresta mengatakan, dalam hal ini dengan adanya pandemi Covid-19 ekonomi sangat berdampak sekali di masyarakat, seperti halnya warganya petani salak Gatri juga ikut berdampak penurunan penjualan, sebelumnya dirinya telah membuatkan hak paten nama salak Gatri tersebut.

"Kami sudah mengupayakan kerjasama dengan Bumdes sehingga diharapkan bisa membantu petani memasarkan hasil panennya," terang Destra.  Dresta melanjutkan, dengan adanya banyak pelanggan datang langsung, dari salak Gatri ini sangat berbeda dari struktur. Rasanya juga beda sehingga walaupun mahal dari salak yang lain tetapi Gatri sangat disenangi oleh masyarakat Jembrana maupun luar Jembrana yang juga datang ke sini.

Saat ini Destra berharap perlu adanya bantuan akses jalan yang memadai dari pemerintah, saat hujan kondisi agak licin. Dengan demikian hal ini dapat meningkatkan niat pembeli untuk datang langsung.

Editor: Robby Patria

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami