search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Menelusuri Jejak Langkah Perjuangan I Gusti Ngurah Rai di Jembrana
Senin, 11 November 2024, 18:07 WITA Follow
image

Menelusuri Jejak Langkah Perjuangan I Gusti Ngurah Rai di Jembrana

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, NEGARA.

Tujuan napak tilas I Gusti Ngurah Rai adalah untuk mengenang jasa pahlawan, menanamkan rasa nasionalisme, dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Napak tilas I Gusti Ngurah Rai juga bertujuan untuk mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk meneladani dan meneruskan nilai-nilai semangat perjuangan pahlawan.  

Anilis Kebijakan Ahli Muda Dispora Ida Bagus Eka Ariana, SE katakan pasukan Napak Tilas yang terdiri dari pasukan pembawa bendera pataka, panji-panji, dan surat sakti I Gusti Ngurah Rai yang diikuti barisan pasukan Pramuka, Ormas gabungan PPM, Pramuka dan juga FKPPI. Total berjumlah total 130 yang terdiri dari laki-laki berjumlah 90 orang dan perempuan sejumlah 40 orang. 

"Menelusuri jejak perjalanan sejarah usai serah terima pataka, panji-panji, dan surat sakti I Gusti Ngurah Rai. Pasukan bergerak menuju rumah kecil Lettu Dwinda dilakukan penghormatan dan menuju ke Desa Airkuning. Yang mana heroik perjuangan pasukan I Gusti Ngurah Rai dalam menerima pasukan senjata dan amunisi yang di taruh di masjid pahlawan. Dan ada monumen di belakang kantor desa merupakan terjadinya gencatan senjata melawan Belanda," ungkapnya. 

Bagus Eka juga menjelaskan, pasukan Napak Tilas lalu menuju arah TPM diturunkan dan berjalan dari perempatan Pasar Ijo Gading. Untuk penghormatan jasa pahlawan di TMP dilanjutkan makan siang. Istirahat kurang lebih 20 menit dilanjutkan penghormatan di Monumen Patung Lettu Dwinda. Selanjutnya menuju ke Monumen Peh, yang terkenal saat perjuangan sabagai markas Markadi dan pasukannya untuk menggempur markas Belanda. 

"Hingga sore hari pasukan Napak Tilas melanjutkan perjalanan ke Monumen I Nyoman Nengga yang merupakan pasukan berani mati melawan Jepang. Yang mana saat pertempuran melawan hanya menggunakan keris, tombak dan bambu runcing. Pada saat itulah terhunus I Nyoman Nengga dengan belati atau sangkur. Sampai sampai saat ini masyarakat Jembrana mengenangnya Taman Sangkur," paparnya. 

Ia juga menyampaikan, malam nanti pukul 19.00 wita mengadakan sarasehan di Pendopo Kesari yang mana mengulas kembali sejarah perjuangan. Dimana generasi muda bagiamana menyulam sejarah dan bertekad untuk membangun karakter bangsa yang mempunyai nilai-nilai jerih payahnya hasil perjuangan para pahlawan. 

"Sampai tanggal 12 Nopember 2024, pasukan Napak Tilas menuju ke Singaraja untuk penyerahan pataka, panji-panji, dan surat sakti I Gusti Ngurah Rai. Di sepanjang perjalanan pasukan menghormati di Monumen Candikusuma dan Monumen Lintas Laut di Gilimanuk," pungkasnya. 

Editor: Edy

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami