Bantu Ratusan Ribu Bibit Kakao 3 Tahun Terakhir, Hasilnya Produksi Meningkat
GOOGLE NEWS
BERITAJEMBRANA.COM, NEGARA.
Kakao merupakan komoditi perkebunan unggulan Jembrana mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Jembrana dari hulu hingga hilir. Hulunya, selama tiga tahun terakhir, bantuan puluhan ribu bibit, pupuk dan peningkatan kualitas petani. Sedangkan di hilir sudah ada rumah produksi bersama untuk memproduksi kakao hasil petani Jembrana menjadi cokelat.
Awalnya, Pemerintah Kabupaten Jembrana tahun 2021 membentuk dokter kakao. Program yang diinisiasi Bupati Jembrana I Nengah Tamba pada awal menjabat merekrut sebanyak 15 orang tersebar di seluruh kecamatan di Jembrana, dokter kakao terdiri dari penyuluh pertanian, mantan penyuluh, petani yang ahli, serta dinas pertanian dan pangan. ”Dokter kakao ini cukup efektif sampai saat ini," ujar Kabid Perkebunan I Komang Ariada.
Baca juga:
Festival Nasional Seni Pelajar Jembrana VIII, "Wadah bagi Kreativitas Cerdas Pelajar Merdeka"
Setelah dokter kakao dibentuk melalui surat keputusan bupati, langsung turun ke 148 subak abian, mengidentifikasi semua masalah pada petani dan kakao, baik dari segi penyakit, pupuk, dan bibit, serta kelembagaan petani kakao. Kemudian permasalahanya dipecahkan dengan solusi yang diharapkan petani.
Hasilnya bisa dilihat dari hasil produksi kakao yang meningkat pada tahun berikutnya. Tahun 2022 dengan luas lahan kakao 6341 hektar, produksi menjadi 3000 ton, meningkat dari sebelumnya hanya sekitar 500 ton hingga 1000 ton. Bahkan dengan kualitas yang lebih baik, harga kakao merangkak naik dan petani kakao mendapatkan manfaatnya. Meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani kakao.
Kemudian pada tahun 2022, pemerintah kabupaten Jembrana mengalokasikan anggaran daerah pengadaan bibit dan pupuk untuk petani sebanyak 50 ribu bibit, ditambah dengan pupuk organik sebanyak 250 ton. Ditambah dengan bantuan dari Kementerian Pertanian sebanyak 150 ribu bibit.
Bantuan berlanjut pada tahun 2023, melalui APBD Jembrana mengadakan 37 ribu bibit kakao dan ditambah lagi dengan 150 ribu lagi dari Kementerian Pertanian. Pada tahun 2024 ini, APBD Jembrana mengalokasikan anggaran untuk 29 ribu bibit dan dari APBN sebanyak 100 ribu bibit. ”Tahun 2025 mendatang, Kementerian sudah mengalokasikan bantuan 400 ribu bibit kakao,” ungkapnya.
Dengan peningkatan kuantitas dan kualitas kakao ini, Presiden Jokowi Widodo pada saat menjabat memberikan penghargaan kepada Bupati Jembrana sebagai bupati inovatif karena berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kakao sebagai komoditas unggulan. Jembrana pun disebut-sebut sebagai Kota Kakao.
Selain itu, sejumlah upaya meningkatkan produk kakao Jembrana. Pemerintah Kabupaten Jembrana ditandai penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Bupati I Nengah Tamba bersama Kepala Puslit Kopi & Kakao Indonesia, Dini Astika Sari di Puslit Kopi dan Kako Indonesia Jember pada tahun 2022 lalu.
Kemudian di hilir, dibangun rumah produksi bersama (RPB) khusus untuk memproduksi kakao hasil pertanian Jembrana menjadi cokelat. Pembangunan TPB di Desa Kaliakah, sepenuhnya diberikan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Pabrik ini telah berhasil memproduksi olahan cokelat dari kakao Jembrana yang sangat diterima oleh pasar. Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam mengembangkan kakao sebagai komoditi unggulan, baik dari sektor hulu maupun pengembangan di hilir mengantarkan Jembrana meraih sejumlah penghargaan.
Editor: Edy
Reporter: Tim Liputan