Prajurit TNI Melatih Tanamkan Jiwa Patriotisme dan Etika Moral Kepada Paskibraka
GOOGLE NEWS
BERITAJEMBRANA.COM, NEGARA.
Tujuan prajurit melatih Paskibraka adalah untuk menciptakan kader-kader yang terampil, pintar, dan mengenal bangsanya. Materi latihan yang diberikan tidak hanya baris berbaris, tetapi juga wawasan kebangsaan dan rasa patriotisme. Melatih dengan formasi kelompok 17, kelompok 8 dan kelompok 45.
Peltu I Ketut Satya Wibawa (44) tahun yang bertugas kini sebagai Bintara Tinggi Perlawanan Wilayah (Bati Wanwil). Katakan bertugas selama 25 tahun menjadi seorang prajurit yang merupakan pelatih Paskibraka di Kabupaten Jembrana. Anak 3 yang pertama laki malah sudah bekerja di daerah Jimbaran, sedangkan yang nomer 2 perempuan bekerja di Mitra Prodin dan yang terakhir perempuan masih sekolah kelas satu di SMKN 1 Negara.
https://geo.dailymotion.com/player.html?video=x94w2tc
"Sejak tahun 2019 melatih Paskibraka yang sebelum bertugas di Tabanan. Malang melintang tugas pertama Kalimantan di Kodam VI Mulawarman, kemudian pindah Kodam IX Udayana tepatnya di di Kodim Tabanan. Sistem penjaringan pelatih Paskibraka yang diikuti secara online tahun 2023. Yang sebelumnya menggunakan sistem manual. Dan hingga sekarang menggunakan sistem BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).
Tuturnya pula bahawa tahapan pelajar yang mengikuti paskibraka melalui beberapa tahapan berupa seleksi administrasi, kesehatan, tes jasmani, tes online TIU (Tes Intelejen Umum), dan TWK (Tes Wawasan Kebangsaan). Hingga tahap akhir berupa pantuhir.
"Melatih dengan cara semi militer dan melatih karakter, jiwa, dan fisik. Itu di latih selama 20 hari. Dengan metode latihan dikelompokkan kemudian dilatih bersama-sama. Dari karakter ada 5% sampai 10% adalah memeliki masalah keluarga. Kemudian di pantau baik dalam proses latihan, selama mereka di rumah bahkan memantau sosial media mereka. Bahkan 0 % jika hal negatif terjadi usai mereka ikut paskibraka," ungkapnya.
Satya juga jelaskan, sebagai seorang prajurit dalam melatih perlu membagi waktu yang prioritas tentu itu yang lebih dikedepankan. Bahkan sifat manja anak-anak pun 0,5% sering ditemukan tidak hanya perempuan tapi laki-laki pun ada.
"Selama melatih tidak satupun timbul rasa kejenuhan karena beberapa faktor yang sangat mendukung, tukar pendapat dan pengalaman karena tidak sendiri dalam melatih ada 3 personil dari Kodim, 2 personil BTW merupakan mentor jasmani dan edukasi, ada pula 3 personil Kesbangpol, dan terakhir DPPI (Duta Purna Paskibraka Indonesia)," katanya.
Menurutnya, hal unik terkadang ada kejadian diluar nalar, anak didik sampai kerasukan saat pelatihan. Ini dilatih dengan mengembalikan kepada alam yaitu agama sesuai keyakinan masing-masing.
Rasa bangga kepada anak-anak bukti berhasil dalam menjalankan tugas, itu merupakan kepuasan tersendiri. Karena total anak-anak terbukti menjalankan tugas negara tanpa kesalahan.
"Suka duka menjadi seorang prajurit adalah jauh dengan keluarga itu saat bertugas. Tapi jiwa korsa dan semangat itu pun akan pupus dengan sendirinya. Sebagai abdi negara tetap mengingatkan kepada anak-anak Paskibraka janganlah gampang terpengaruh hal negatif. Saring sebelum sharing, bangga akan nilai luruh budaya bangsa ini," pungkasnya.
Editor: Edy
Reporter: Tim Liputan