Ahmad "Jebret" Sang Komentator Event Liga Tarkam
GOOGLE NEWS
BERITAJEMBRANA.COM, NEGARA.
Beritabali.com.Jembrana. Dalam event turnamen sepakbola, seorang komentator tidak hanya sebatas bertugas memandu jalannya pertandingan. Di sisi lain, seorang komentator juga harus dapat membuat pertandingan bisa berjalan menarik dan meriah. Yang kini di gelar Kompetisi turnamen Liga Tarkam CUP III di Lapangan Politeknik Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana-Bali. Dalam rangka HUT TNI Ke 79 Tahun 2024.
Komentator Tarkam Ahmad Subhan (41) tahun asli Banjar Munduk Bayur, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana setiap event turnamen tarkam pasti selalu disewa. Hasil satu turnamen selama 3 bulan bisa mencapai nilai yang fantastis. Hasil bisa mengantongi nominal Rp.7 juta selama turnamen 3 bulan. Ada pula yang membayar harian dengan di bayar 100 ribu.
"Memang banyak yang mengenal sebagai usaha sampingan, sebagai komentator sepak bola. Khas teriakan jebret itu setiap tim yang berhasil memasukan gawang lawan. Ada pula kata big match (pertandingan besar) yang menambah semangat pertandingan," kelakarnya saat diwawancarai media beritabali.com.
Ahmad Subhan biasa di sapa Amat Jebret sendiri mengakui hanya belajar sebagai komentator sepakbola secara otodidak. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuannya, ia juga sering menyaksikan komentator-komentator sepakbola yang menurutnya berkompeten.
"Menjadi seorang komentator sepakbola tarkam, mungkin akan terasa hambar tanpa adanya ucapan-ucapan yang nyeleneh saat memandu jalannya pertandingan. Hal ini juga yang kerap dilakukan oleh Bung Kamil saat sedang bertugas menjadi komentator di lapangan," ungkapnya.
Tarik suara yang khas membuat kadang jenaka dan identik gaya komentator seperti penyiar di stasiun televisi. Untuk mengatur ritme suara selama turnamen berlangsung tentu cukup memakan waktu lama. Maka jamunya pun perlu ekstra bagus, tak ada pantangan untuk pola makan dan minum.
Amat Jebret katakan juga intinya banyak minum air mineral dan jaga perut karena suara teriakan bisa mempengaruhi vokal. "Jika tak ada turnamen maka menjalankan rutinitas berjualan ikan hasil laut keliling," ujarnya. Ia memiliki anak 2 yang pertama sekolah di MTs dan paling kecil belum sekolah. Setiap event turnamen Liga tarkam selalu setia didampingi sang istri.
Editor: Edy
Reporter: Tim Liputan