Sampah TPA Peh Berkurang 1.558 Ton, Pemulung Mengeluh
GOOGLE NEWS
BERITAJEMBRANA.COM, JEMBRANA.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana Dewa Gede Ary Chandra Wisnawa mengatakan terjadi penurunan pengiriman sampah dari truk truk Dinas Lingkungan Hidup (LH) yang masuk ke TPA Peh.
Dari data yang dimilikinya, ada penurunan volume sampah yang masuk ke TPA Peh sebesar 34 persen atau 1.558 ton. Penurunan itu dikarenakan sebagian sampah berhasil diolah terlebih dahulu masuk ke TPST (tempat pembuangan sampah sementara terpadu) di Jembrana . Sehingga hanya residu yang masuk ke TPA dan beban TPA Peh menampung kiriman sampah warga Jembrana bisa dikurangi.
Menurutnya Sinergi pemkab Jembrana yang menggandeng program STOP berkontribusi dalam mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh di Desa Kaliakah Kecamatan Negara.
Namun, di satu sisi, pemulung yang biasa mengais rezeki di TPA tersebut mengeluh karena berkurangnya pendapatan mereka.
"Ada keluhan dari sejumlah pemulung yang memilah langsung sampah di TPA Peh. Artinya volume sampah yang mereka daur ulang semakin berkurang dari sebelumnya. Kita cek juga pendapatan mereka dari awal ada penurunan signifikan," ujar Ary Candra saat audiensi dengan Bupati Jembrana I Nengah Tamba didampingi ketua Program STOP I Made Yudiarsana, senin (1/8).
Terkait keluhan dari sejumlah pemulung pihaknya tengah mencarikan sejumlah solusi. Diantaranya dengan menyiapkan mereka sebagai tenaga pemilah sampah di TPST.
"Sisi positif persoalan ini sampah sudah mampu terkola dengan baik di TPST. Volume sampah yang masuk ke TPA Peh yang kondisinya overload berkurang. Sehingga pemulung kesulitan mencari bahan material di TPA," terangnya .
Berkurangnya volume sampah yang masuk ke TPA Peh juga dibenarkan ketua Program STOP I Made Yudiarsana.
Menurutnya, sejak awal berjalananya TPST dari Januari 2021 hingga kuarter 2 tahun 2022, TPST Jembrana telah berhasil mengurangi sampah yang dikirim ke TPA.
"Setiap harinya ada 12 ton sampah masuk dan proses di TPST Jembrana. Itu hitungan rata perhari dari Truk LH, yang kita kelola di sebelumnya. Sedangkan sebelumnya perhari rata-rata 40-50 ton sampah masuk ke TPA Peh," ucap Yudiarsana.
Capaian itu sebutnya, masih bisa ditingkatkan guna mengurangi beban TPA Peh.
"Dari sisi jumlah layanan belum terlalu naik signifikan. Artinya jumlah sampah yang diangkut dan diolah ke TPST sehingga tidak langsung ke TPA Peh masih memungkinkan," paparnya .
Karena itu, guna menguatkan lagi program ini, perlu diperkuat dengan kampanye dan sosialisasi.
"Terpenting untuk mendorong pola partisipasi masyarakat karena disadari bukan pekerjaan mudah. Kita juga siapkan stimulan . Misalnya melalui lomba-lomba atau pemberian doorprize.Tak kalah penting sinergi dukungan pemerintah daerah, desa kelurahan serta tokoh," jelasnya .
Sementara Bupati I Nengah Tamba mengapreasiasi capaian dengan program STOP yang berhasil mengurangi volume sampah ke TPA Peh. Bupati berharap cakupan bisa diperluas di TPST sehingga lebih banyak hanya residu yang dikirim ke TPA .
Disamping itu, Ia mendorong cakupan program diperluas kembali sehingga lebih banyak masyarakat terlibat dalam pemilahan sampah ke TPST.
Diantaranya melalui Lomba Pesona KEDAS (Keren Tidak Ada Sampah) yang diikuti oleh semua Desa dan Kelurahan. Selain itu, juga dengan mengandeng berbagai stakeholder, baik dari itu dari desa adat seperti bendesa serta tokoh-tokoh organisasi keagamaan, organisasi PKK dan program sekolah zero waste.
"Menjadi atensi khusus yaitu sinergi dan dukungan desa/kelurahan dengan perjanjian kerjasama antar desa yang dilayanani TPST lebih banyak lagi termasuk di dalamnya perarem (regulasi) tentang pengelolaan sampah," pungkasnya.
Editor: Robby Patria
Reporter: Humas Jembrana