search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mantan Sopir Banting Setir, Kini Punya 2 Warung
Kamis, 30 Juni 2022, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Mantan Sopir Banting Setir, Kini Punya 2 Warung.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, JEMBRANA.

Ketut Suartama yang lebih dikenal dengan panggilan Pak Tut Jepun (51) awalnya tidak menyangka jalan hidup mengubahnya dari mantan sopir kini menjadi pengusaha kuliner sukses.

Kini siapa sangka warga Banjar Batuagung Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana yang penghobi tanaman dan penikmat kuliner khas Bali ini memiliki tidak hanya 1 tapi 2 warung.

Awalnya ia bekerja sebagai karyawan di salah satu bank BUMN di Jembrana, lalu banting setir membuka warung Jepun yang didirikannya pada tahun 2014 hingga saat ini. 

Dengan hanya bermodalkan semangat, akhirnya kini ia memiliki 2 warung. Yang pertama di area Pemkab Jembrana dan satu lagi di Warung Jepun Tantular, Renon.

Adapun menu yang ditawarkan adalah ciri khas masakan khas Bali halal yang mengunggah selera. Diantaranya ada menu lawar klungah, brengkes, sate lilit ayam dan es jeruk klungah atau es klungah ditambahkan jeruk nipis.

"Kini sedang merintis Kedai Penggak Nak Jepun," tutur Tut Jepun. 

Menurutnya, tantangan hidup justru yang paling disukai. Dalam hidup tentu lika-liku, namun terus dipelajari dan disikapi dengan bijak. 

Ia mempunyai strategi baru yakni bagaimana usahanya menggaet pasar anak muda. Ia mengamati, anak muda saat ini justru lebih menyukai makanan tradisional dengan kemasan tempat yang lebih millenial. 

"Apalagi sambil menyantap alunan musik Bali akan menambah suasana romantis ditambah rimbun pepohonan rindang yang asri," ujarnya. 

Selain bidang kuliner, Pak Tut Jepun memiliki hobi bertanam yang bahkan ia jual yang sebagian diambil nelayan yang ada di Desa Candikusuma dan Desa Perancak untuk bahan ikan. 

Hasil tangkapan nelayan pun dia beli dengan harga yang sesuai. 

Untuk harga menu, ia mematok nasi bungkus seharga Rp10 ribu dan menu komplit ditambah brengkes, es klungah, dan nasi spesial Jepun seharga Rp30 ribu. 

sebagian besar konsumen adalah warga dari Jawa yang menuju ke Denpasar. Mereka biasa menemukan warung di google maps. 

"Dari pegawai hingga warga masyarakat ramai berkunjung saat makan siang. Kami buka dari pagi hingga sore. Jam 17.00 WITA tutup. Tapi nanti akan membuka berkonsep milenial bertema Kedai Penggak Nak Jepun, nanti itu buka setiap malamnya," jelasnya. 

Ia membayangkan pengalamannya dulu yang pernah sebagai karyawan, kini menggaji tenaga kerja sebanyak 24 orang, terdiri 12 orang di Jembrana dan 12 orang lagi di Denpasar. 

Ia memiliki prinsip hidup dengan motivasi bekerja secara giat, tidak gampang mengeluh lelah dan utamanya bersyukur. 

"Rajin, ulet dan tetap memohon petunjuk pada Tuhan," tutupnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami