search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Usaha Camilan di Negara Raup Omzet Rp1,2 Juta per Hari
Selasa, 28 Juni 2022, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Usaha Camilan di Negara Raup Omzet Rp1,2 Juta per Hari.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, NEGARA.

Untuk menyiasati dampak pandemi covid-19 dan membantu penghasilan suami sebagai nelayan, Juma'ati (37), warga Banjar Tengah, Desa Tegalbadeg Barat, Negara, Jembrana berinisiatif membuka usaha camilan tradisional.

Tak disangka, usaha yang dimulai sejak awal pandemi covid-19 tahun 2019 lalu itu menjadi menjadi penopang pendapatan keluarga terutama ketika nelayan menghadapi musim paceklik. 

Ia menuturkan usaha yang digeluti itu tak segampang membalikkan tangan dan butuh perjuangan. Sempat berpindah tempat untuk mengolah bahan camilan, kini ia memutuskan untuk menggarapnya di rumah.

Hasil dari penjualan camilan selain untuk biaya anak sekolah di pondok pesantren juga menambahkan penghasilan dari suami yang merupakan nelayan.

"Semua adonan diolah dan dikerjakan di rumah dari awal hingga mengemas. Untuk pengerjaan peyek sebanyak 10 kg bisa dikerjakan dalam satu hari, sedangkan jajanan opak 3 kg semua dikemas dengan model eceran dibandrol seribu. Ini dipasarkan ke warung dan juga grosir di Kota Negara," katanya. 

Juma'ati atau yang akrab dipanggil Atik menyebut rata-rata omzet per hari bisa mencapai Rp1,2 juta dengan membuat diantaranya ladram 4 kg, opak 3 kg, peyek 10 gram, cacalan 2 kg dan kacang asin 2 - 4 kg. 

"Total mencapai 23 kg untuk pengerjaan bahan saja. Semuan bahan dibeli di pasar," ujarnya. 

Untuk tenaga kerja, ia mengandalkan 4 orang. Sedangkan bagian pemasaran ada 4 orang dan 1 orang agen di Pasar Banjar Tengah. Dalam proses produksinya dikerjakan mulai pagi dari mengolah adonan hingga mengemas dilakukan secara rutin. Ia mengaku pesanan membludak ketika ada upacara dan saat hari raya.

Meski demikian, kenaikan bahan dasar seperti telur, tepung dan yang lainnya membuat usahanya terdampak. Namun, Atik tetap mempertahankan harga. 

"Saya tidak bisa menaikkan harga. Yang terpenting kualitas pelanggan terpenuhi dulu. Dan semoga gejolak kenaikan harga ini, pemerintah juga bisa mengayomi para pengusaha kecil seperti kami," tuntasnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami