search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Menikmati Nasi Lawar Jukut Gonde Khas Negaroa
Rabu, 22 Juni 2022, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Menikmati Nasi Lawar Jukut Gonde Khas Negaroa.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, MELAYA.

Kuliner khas Bali Barat selain ayam betutu masih banyak yang belum terjamah bahkan lebih nikmat dan murah. 

Salah satunya yang cukup terkenal adalah Nasi lawar jukut gonde dengan minuman es klungah. Petani di Jembrana selain menanam padi juga bercocok tanaman gonde. Kandungan gizinya dinilai sehat bagi tubuh dan pencernaan. 

Pengelola masakan nasi Bali khas Negaroa Gusti Ayu Komang Wadani (46) tahun di lingkungan ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara mengatakan dirinya sejak tahun 2014 berjualan khas nasi Bali Negaroa yang terkenal berupa nasi lawar klungah, jukut gonde, ayam kampung sambal hati, sate laut, dan kacang serundeng. 

"Garis keturunan dari dulu memang suka memasak sajian khas Negaroa ini untuk melestarikan kuliner masyarakat Jembrana yang memang terkenal dengan sajian khas Bali. 

Untuk meracik bumbu rempah-rempahnya ia menghabiskan hingga 8 kg yang dalam hitungan 2 minggu pasti habis. 

"Meski harga cabai mahal tetap tidak terpengaruh, yang penting konsumen puas," ungkapnya. 

Ayu juga menjelaskan untuk satu porsi piring dibandrol harga Rp10 ribu. Sedangkan untuk minuman yang jadi favorit pelanggan adalah es klungah. 

Bahan-bahan es berasal dari UMKM yang mengelola klungah. Menurutnya, minuman klungah pas menjadi pelengkap sajian nasi lawar. 

"Sajian ini sangat nikmat sekali, lontong lawar dipakai sarapan pagi, dan siang hingga sore nasi lawar Bali khas Negaroa. Kami juga menerima orderan baik itu perusahaan dan instansi pemerintah serta menerima prasmanan. Dibuka jam 06.00 WITA hingga 21.00 WITA," ujarnya sambil meracik dagangnya. 

Ayu menngaku rata-rata pendapatan sehari bisa mencapai Rp400 ribu. Uang itu, kata dia, juga harus dikelola untuk pembelian bahan dan membayar mereka yang membantu masak dan berjualan sebanyak 4 orang. 

Sebagai pedagang, ia berpesan agar jangan mudah putus asa. Ayu tetap optimistis di segala keadaan apalagi melestarikan masakan khas yang sudah menjadi tradisi di Jembrana.

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami