Pengusaha kecil aneka kue khas kampung, Ahyana (52), warga Banjar Mandar, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Jembrana membuat segala jenis kue lebaran. 

Berbagai jenis kue lebaran dibuat sendiri dan terkadang dibantu anaknya. Usaha ini ditekuni kurang lebih 5 tahun. Seiring dengan melandainya kasus covid-19, usahanya juga menghasilkan untung dan ramai orderan.

Ahyana menjelaskan dalam sehari ia bisa mengerjakan bahan kue sebanyak 7 kg yang dikerjakan dari pagi sampai zhuhur. Namun itu tergantung bahan pesanan terutama jenis kue lebaran jenis jajanan kampung, seperti opak, bolu, lidah kucing dan kue kacang. 

Kue-kue itu dikemas dalam mika setengah kilo gram dengan variasi harga mulai Rp25 ribu hingga Rp35 ribu. Sedangkan untuk jenis nastar Rp40 ribu. 

"Ada jenis pembelian langsung dan pesanan sehingga setiap hari bisa mengerjakan. Contoh dibuat dulu 5 hari sebelum puasa. Para pelanggan dikasih jenis aneka macam kue yang diminati dan yang akan diorder," ungkapnya.

Adapun bahan kue terdiri dari gula pasir, margarin, tepung terigu, tepung sagu arus. Pengerjaan masih dilakukan tradisional ala kampung, namun dibantu dengan alat oven yang modern dengan menggunakan kompor gas. 

Untuk mencampur adonan, biasanya ia hanya menggunakan botol bekas agar menjadi kalis. Ia mengkhawatirkan harga mentega yang saat ini mencapai 2 kali lipat harga sebelumnya. Hal ini karena mentega dipesan di luar pulau Bali. Termasuk harga minyak yang awalnya sempat kesulitan tapi kini tersedia banyak namun dengan harga melonjak.

Sehingga akhirnya ia membandrol aneka kue lebaran dari yang harga tahun lalu Rp45 ribu sekarang menjadi Rp55 ribu. Meski naik Rp10 ribu, justru pelanggan semakin ramai dan memakluminya. 

"Dengan modal ini terutama di kampung justru bisa meraih laba yang mencukupi kebutuhan keluarga," tutur Ahyana sambil mengadoni kue khas kampung.