Pengrajin Ukir Kayu Difabel Asal Negara Semangat Hidupi Keluarga
GOOGLE NEWS
BERITAJEMBRANA.COM, NEGARA.
Pengrajin ukiran kayu dan pot anggrek dari bahan kulit kelapa I Komang Wiantara (44) biasa dipanggil Komang Toris Banjar Baluk Dua, Desa Baluk, Kecamatan Negara digeluti sejak 25 tahun lalu setelah mengalami kecelakaan sepeda motor tahun 1997.
Kecelakaan itu mengakibatkan kaki kirinya harus diamputasi di bawah lutut dan harus menggunakan kaki palsu seumur hidup. Komang menceritakan, sebelum menjadi pengrajin, usaha apapun pernah dilakoninya seperti menjadi buruh serabutan. Namun sejak tragedi kecelakaan dan kaki kirinya harus diamputasi, maka ia fokus di usaha ini.
Dengan modal nekat dan semangat dari sang istri serta keuletannya, Komang Toris tetap berusaha Walau menggunakan kaki palsu di kaki kiri.
"Bakat yang dimiliki mengukir dari sanggah, bale Bali (Bale Sari), loket ukir, pintu Bali, pintu gebyog (jenis pintu stil Jepara) dan kerajinan pot anggrek dari bahan kulit kepala. Semua jenis pengerjaan ini dilakukan sendiri dan juga termasuk pengecatan menggunakan mediasi Prada. Bahkan pengerjaan merajan itu dikerjakan bersama sang istri," ujarnya.
Selain istri, yang menjadi penyemangat usahanya adalah untuk menghidupi 5 anaknya dimana anak pertama laki-laki sudah menikah dan yang paling kecil perempuan masih usia 4 tahun. Meski harus diamputasi kakinya, ia sadar dan tetap bangkit berusaha demi keluarganya.
Saat Pandemi Covid-19, diakuinya berdampak pada sedikitnya pesanan ukiran. Tetapi, ia justru tak menyerah namun tetap kreatif dan berinovasi dengan membuat kerajinan pot anggrek. Hasilnya ternyata cukup lumayan.
Untuk pengerjaan dalam satu hari, ia bisa mengerjakan sepuluh pot dan siap diantar khususnya untuk wilayah Kabupaten Jembrana. Harga yang ditawarkannya pun relatif murah dan terjangkau.
"Harapan pengrajin yang menyandang disabilitas seperti saya adalah peran pemerintah sangatlah penting. Dimana hasil kerajinannya justru bisa diorbitkan. Bahkan bisa membantu permodalan yang tepat dengan sistem pola koperasi bagi para disabilitas. Agar tidak tertipu oleh para tengkulak yang menjanjikan modal tapi justru menjerumuskan," pungkasnya.
Editor: Robby Patria
Reporter: Jimmy