search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Modal Tekun, Usaha Peyek Kacang Sugianti Bertahan 10 Tahun
Rabu, 29 Desember 2021, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Modal Tekun, Usaha Peyek Kacang Sugianti Bertahan 10 Tahun.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, JEMBRANA.

Sugianti (60), Warga Banjar Munduk, Desa Airkuning Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana membuat olahan peyek kacang dan kerupuk. 

Ia memulai usaha olahan peyek kacang tanah dan kerupuk, dengan nama Camilan Dua Putra sejak 10 tahun lalu. Walau tanpa suami, usaha ini digeluti bersama para tetangga yang mau ikut bekerja.

Sugianti mengakui dengan harga minyak yang sangat tinggi, ia masih bersyukur hasil usaha cukup untuk makan bersama 2 anaknya karena yang pertama telah meninggal kecelakaan. Kini kedua anaknya juga ikut membantu usaha rumahan ini. 

Ada keripik pisang, peyek kacang tanah dan peyek kedelai. Peyek kacang tanah dan kedelai ada yang bentuk lebar dan bulat.

"Olahan ini juga dibawa ke Denpasar, Singaraja dan wilayah Tabanan. Mereka semua sudah mengenal produk olahan rumahan yang melegenda," ujarnya. 

Selain kendala harga minyak goreng kemasan yang mahal, ia mengaku harga kemasan plastik ikut harga naik juga jadi tantangan. Untuk olahan kacang tanah dan kacang kedelai justru masih impor karena jenisnya besar dan bagus.

"Racikan olahan ini tak sulit bahan yang dibutuhkan seperti ketumbar, merica, bawang putih, kemiri, kencur dan lombok, tepung terigu dan penyedap rasa. Sedangkan untuk bahan kerupuk itu diolah mantunya yang dikerjakan mulai jam 2 pagi sampai jam 10 pagi, dengan hasil berat total sekitar 50 kg," katanya.

Sugianti juga mengungkap, Tri Nur Fianti, yakni putri bungsunya yang ahli pemasaran bahkan berani menyewa kendaraan armada untuk mengantar barang pesanan. Sehingga, kata dia, dapat langsung menjual ke konsumen atau bahkan untuk dinikmati sendiri.

"Untuk kemasan dalam bentuk 1 pax berisi 12 biji dan kerupuk dalam kemasan sampai 200 pax. Usaha ini tiap hari ditekuni tanpa mengenal lelah, karena hasilnya bisa dinikmati bersama anak dan para karyawan yang sebagian besar adalah tetangga. Sistem pengerjaannya masih tradisional dengan hanya menggunakan lampu minyak kelapa atau biasa disebut pelita kambang," jelasnya sembari menambahkan pelita atau damar bahan bakar adalah bekas minyak olahan kerupuk peyek.

Sugianti berpesan dengan hanya bermodalkan ketekunan dan berani tanpa harus mengeluh serta pandai melakukan sesuatu dan bermanfaat tentu hasilnya berbuah kenikmatan karunia Tuhan yang patut disyukuri. 

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami