search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Lawar Klungah, Buat Rasa Kangen Kumpul dengan Keluarga
Jumat, 19 November 2021, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Lawar Klungah, Buat Rasa Kangen Kumpul dengan Keluarga.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, NEGARA.

Lawar klungah umumnya merupakan kuliner khas Jembrana. Tak seperti lawar pada umumnya, lawar klungah terbuat dari bahan dasar klungah atau kelapa muda yang belum berisi daging. 

Di hari raya umat Hindu saat ini, masakan lawar Klungah ini masih menjadi menu favorit warga Jembrana. Seperti salah satu warga Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana I Nengah Seraya (81) mengatakan, dirinya rutin setiap hari raya, baik Galungan maupun Kuningan membuat Lawar Klungah. 

"Masakan ini (lawar Klungah), bukan saja menjadi ciri khas Jembrana, tapi lebih dari pada itu. Ini membuat rasa kangen kumpul dengan keluarga" kata seraya.

Menurutnya, proses dari pembuatan lawar klungah ini menjadi wadah untuk saling bercerita satu sama lain saat anggota keluarga kumpul di hari raya. 

"Ya, ketika membuat lawar itu kan bisa ngobrol dengan anak dan cucu. Apalagi pas metektekan (mencingcang lawar) pasti banyak cerita yang keluar," sambungnya.

Di samping itu lanjut Seraya, hampir sebagian besar para anak muda di Jembrana bisa membuat lawar kelungah. Bagian klungah yang digunakan sebagai lawar adalah batoknya yang masih lentur. 

Jika dicicipi tersendiri rasa batok kelapa muda ini terasa pahit, kemuadian batok kelapa yang telah dipilih ini direbus hingga matang lalu dipotong kecil layaknya potongan lawar.

Selanjutnya diberi tambahan daging ayam atau daging babi kemudian diberi bumbu khas Bali atau bumbu rajang dan bumbu lawar, kolaborasi semua ini akan menghasilkan lawar klungah yang memiliki cita rasa yang luar biasa, yang tak kalah enak dengan jenis lawar lainnya.

"Ne sube ne jaen (ini dah yang enak) duduk ngumpul buat lawar Klungah sambil megesah (bercerita), sube lebeng (sudah masak) langsung makan," ungkap Seraya, pria paruh baya yang kesehariannya memelihara ayam.

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami