search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perajin Batok Kelapa Desa Poh Santen Tetap Bertahan di Masa Pandemi Covid-19 
Jumat, 26 Februari 2021, 00:00 WITA Follow
image

FOTO: Perajin Batok Kelapa di Desa Poh Santen, Jembrana.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, MENDOYO.

Dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian khususnya di kalangan pengusaha kecil menengah di Kabupaten Jembrana sangat dirasakan. Seperti yang dialami oleh salah satu perajin batok kelapa di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Jembrana.

Seperti perajin mainan musik dari batok kelapa Made Urita Adi Sujarwo beralamat di Desa Pohsanten Kecamatan Mendoyo Jembrana ini sangat merasakan dampak pandemi Covid-19 ini. Usaha yang digeluti dari tahun 2005 lalu, kini produksinya anjlok hingga 95 persen. Apalagi sebagian pemesan kerajinan ini dari sektor pariwisata.

"Sebulan saat virus corona masuk ke Indonesia tepatnya pada bulan Maret tahun 2020 orderan dari langganan mulai menurun. Karena produksi mengalami penurunan drastis, maka usaha kami hampir mati suri,"  keluh Made Urita, Kamis (25/02/2021). Made Urita menambahkan, akibat penurunan pemesanan lantaran pandemi ini Made Urita Adi Sujarwo justru omsetnya menurun drastis. sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia dari bulan Februari 2020 lalu omset yang berhasil diraup rata rata Rp75 juta per bulan. 

Akibat produksinya anjlok, sehingga tenaga kerja yang dulunya memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 25 orang, kini hanya memiliki tenaga kerja hanya 5 orang saja. 

"Syukur saat ini ada orderan tiap bulannya meskipun hanya 800 ribu selama sebulan," imbuh Made Urita. Terkait perajin batok kelapa di Desa Mendoyo yang terdampak Covid-19, Perbekel Desa Pohsanten Mendoyo, Kade Agung Sultra mengatakan di Desa Pohsanten ada 3 perajin namun hanya satu yang masih aktif berproduksi, agar perajin ini semua berproduksi pihak desa menyarankan order yang didapat bisa dibagi. 

"Pihak desa tidak bisa membantu perajin batok kelapa dengan materiil, namun hanya bisa memberikan masukan jika ada orderan harap bisa di bagi dengan perajin dari batok kelapa ini, sehingga terjadi pemerataan" jelas I Kade Agung Sultra.

Editor: Robby Patria

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami