Terdampak Covid-19, Pesanan Atap Buyuk Turun Drastis
GOOGLE NEWS
BERITAJEMBRANA.COM, JEMBRANA.
Dampak pandemi Covid-19 yang terjadi hampir setahun lamanya berimbas pada perajin pembuat atap tradisional daun nipah (buyuk).
Seperti pembuat atap tradisional dari daun nipah di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkar Agung, Jembrana ini. Sejumlah perajin atap ini sejak merebaknya virus corona menjadi sepi orderan.
Seperti halnya yang dialami perajin atap buyuk (nipah) Ni Ketut Londri (71) asal Banjar Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Jembrana, kegiatan membuat atap sudah dijalani sekitar 5 tahun, akibat dari pandemi ini orderannya menurun drastis.
"Biasanya sebelum musim corona orderan sangat banyak bisa mencapai 5 ribu sampai 6 ribu batang, tapi sekarang, yang mencari atap jarang, di musim ini saya mendapatkan orderan hanya 150 batang dan sekarang hanya 400 batang itu pun kita bekerja berbanyak orang, saya dapat jatah buat hanya 25 batang," ucapnya.
Londri melanjutkan, sebelum corona yang mencari atap biasanya dari luar Jembrana seperti Denpasar dan Buleleng. Biasanya atap ini digunakan untuk pembangunan villa dan lainnya. Dan harga atap per 3 meter dijual seharga Rp6.000 per batang.
"Untuk dimasa corona ini saya hanya bisa membuat 15 batang perhari, walau tidak ada orderan saya tetap buat untuk dipakai stok siapa tahu ada yang mencari secara mendadak," jelas Londri.
Keluhan yang sama juga di sampaikan Luh Tarni, sebelum ada pandemi selalu ramai orderan bahkan sampai kewalahan lantaran bisa mencapai ribuan pesanan. Namun saat ini jika ada orderan dirinya baru membuatnya. "Sekarang orderannya sepi, ini tumben ada orderan," keluhnya.
Editor: Robby Patria
Reporter: -